Wasiat Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad bin Nahik An-Nakh’i


Kumail bin Ziyad berkata: Ali bin Abi Thalib pernah menarik tanganku dan mengajakku kesisi sebuah jaban (tanah datar diketinggian yang subur). Setelah kami muncul di padang sahara ia duduk dan menarik nafas, lantas berkata:

Wahai Kumail bin Ziyad!!!
Hati ibarat kantong, maka yang paling baik adalah yang paling bisa menjaga ingatan. Ingat-ingatlah apa yang saya katakana kepadamu, manusia itu ada 3 macam:

Pertama adalah ulama Robbani

Kedua adalah orang yang berjalan di atas jalan keselamatan dan

Ketiga adalah manusia liar yang tidak mengenal aturan, yang mengikuti setiap penyeru terhempas kemana arah angina bertiup, tidak diterangi oleh cahaya ilmu serta tidak bersandar pada tiang yang kokoh.

Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang menjaganya. Ilmu itu berkembang jika diamalkan sedangkan harta menjadi berkurang jika dibelanjakan. Kecintaan kepada ulama merupakan bagian dari agama yang harus dilaksanakan.

Dengan ilmu menjadikan pemiliknya menjalankan ketaatan selama hidupnya, dan mejadikannya buah bibir setelah kematiannya, sedangkan harta akan hilang beserta kematiannya.

Para penumpuk harta telah mati semasa mereka hidup, sedangkan para ulama tetap hidup sepanjang zaman. Diri mereka telah wafat akan tetapi karya baik mereka senantiasa terpatri dalam hati.

Sesungguhnya saya di sini (beliau menunjuk kearah dadanya) ada ilmu, jika saya benar ada beberapa tipe orang yang berilmu:

Ada orang yang laqin, tetapi tidak bisa dipercaya memegang amanat. Ia memakai alat agama untuk dunia. Ia menggunakan hujjah-hujjah Alloh untuk menolak kitab-Nya dan menggunakan nikmat-Nya untuk menyombongkan diri kepada hamba-hamba-Nya.

Adapula orang yang mengikuti pelaku kebenaran tetapi ia tidak mempunya ilmu mengenainya untuk melestarikan kehidupannya. Keraguan akan muncul di hatinya begitu syubhat pertama menghalanginya. Ini tidak dan itupun bukan. Ia tidak mengerti dimanakah kebenaran. Jika ia berkata ia salah, dan jika bersalah ia tidak mengetahui. Ia merindukan sesuatu yang ia tidak mengetahui hakikatnya. Ia merupakan ujian bagi sebagian orang yang diuji dengannya.

Yang benar-benar baik adalah siapa yang telah dikenalkan oleh Alloh kepada agama-Nya. Cukuplah seorang itu dikatakan bodoh jika tidka mengenal agamanya, rakus dengan kenikmatan dan mudah dikendalikan oleh hawanafsu atau terpikat untuk menyimpan dan mengumpulkan harta. Keduanya tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang mendakwahkan agama dan lebih mirip dengan binatang ternak.

Demikian pula, ilmu itu mati dengan kematian para ulama.

Benar, ya Alloh, tidak ada bumi kosong dari orang yang menegakkan hujjah-hujjah Alloh dan keterangan-keterangan itu tidak dibantah, merekalah orang-orang yang secara jumlah sedikit, tetapi nilai mereka dihadapan Alloh sangatlah besar. Dengan mereka Alloh membela hujjah-hujjah-Nya sehingga mereka menyampaikan kepada orang-orang yang semisal dengannya dan menanamkan dihati orang-orang yang semisal dengannya. Ilmu telah membukakan hakekat perkara kepada mereka, sehingga mersa mudah dengan apa yang dianggap sukar oleh orang-orang yang melampui batas dan menyukai apa yang dibenci oleh orang-orang yang bodoh. Yakni orang yang bersahabat dengan dunia dengan jasad yang ruhnya terikat dengan pemandangan yang paling tinggi. Mereka para ulama penegak hujjah itulah para khalifah Alloh dierinya dan para da’I yang mendakwahkan agama-Nya.

Betapa rinduku untuk melihat mereka. Aku memohon kepada Alloh untuk diriku dna dirimu. Jika kamu ingin berdirilah.&

Dikeluarkan oleh abu nuaim dalam hiliyatul Auliya’ (I:79-80). Melaluinya al-khatib al-baghdadi mengeluarkan dalam al-faqih wal mutafaqih(I:49-50)

sumber: Wasiat Para Salaf
Penulis: syaikh salim bin ‘id al hilali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar